Sebagaimana yang telah dibahas pada chapter
1 little John Edisi 7 bahwa Craig telah membagi bidang kajian dalam tradisi
Ilmu komunikasi menjadi tujuh bagian yaitu : (1) Tradisi Semiotika (2) Tradisi
Fenomonologi (3) Cybernetic (4)sosialpsicholigical (5) Budaya Sosial (6) aliran
kritis dan (7) retorika.
Dari semua bidang kajian dari ilmu
komunikasi yang disebutkan di atas saling terpaut antara satu dengan yang
lainnya . untuk itu ada baiknya penulis mebahas satu persatu dari 7 tradisi
dalam bidang kajian ilmu komunikasi yang tersebut di atas :
TRADISI SEMIOTIKA
Apa Itu Semiotika?
Semiotika adalah ilmu tentang tanda.
Gambar atau simbol adalah bahasa rupa yang bisa memiliki banyak makna. Suatu
gambar bisa memiliki makna tertentu bagi sekelompok orang tertentu, namun bisa
juga tidak berarti apa-apa bagi kelompok yang lain. language”. Bahasa dalam hal
ini dibaca sebagai “teks” atau “tanda”. Dalam konteks ini “tanda” memegang
peranan sangat penting dalam kehidupan umat manusia.
Tanda-tanda yang bersifat verbal adalah
obyek-obyek yang dilukiskan, seperti obyek manusia binatang, alam, imajinasi
atau hal-hal lain yang bersifat abstrak lainnya Tanda terdapat dimana-mana :
‘kata’ adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera
dan sebagainya. Struktur karya sastra, struktur film, bangunan (arsitektur)
atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Segala sesuatu dapat menjadi
tanda. Charles Sanders Peirce menegaskan bahwa manusia hanya dapat berfikir
dengan sarana tanda. Tanpa tanda manusia tidak dapat berkomunikasi.
Dasar Pemikiran Tradisi Semiotika
Jadi terdapat banyak teori komunikasi
yang berangkat dari pembahasan seputar simbol. Keberadaan simbol menjadi
penting dalam menjelaskan fenomena komunikasi. Simbol merupakan produk budaya
suatu masyarakat untuk mengungkapkan ide-ide, makna, dan nilai-nilai yang ada
pada diri mereka. Mengkaji aspek ini merupakan aspek yang penting dalam
memahami komunikasi.
Diantara sekian banyak pakar tentang
semiotika ada dua orang yaitu Charles Sanders Peirce dan Ferdinand de Saussure
yang dapat dianggap sebagai pemuka-pemuka semiotika modern Kedua tokoh inilah
yang memunculkan dua aliran utama semiotika modern
C. Varian Dalam Tradisi Semiotika
Semiotika dapat dibagi menajdi 3 area
kajian yaitu semantic (bahasa), Sintagmatik dan paradigmatik.
a) Semantic (bahasa) merujuk pada
bagaimana hubungan antara tanda dengan objeknya atau tentang keberadaan dari
tanda itu sendiri. Semantic terbagi kepada dua hal yaitu hal tentang apa yang
dipikirkan dan hal tentang tanda itu sendiri. Dan mengkorelasikan kedua hal
tersebut. Kapan saja ketika muncul pertanyaan dari kita untuk apa tanda itu ada
? kita berada adalah bagian dari dunia kata . sebagai contoh dalam kamus dia
menginformasikan kita tentang apa arti dari kata itu atau apa yang dimaksud.
Teori ini merupakan pendekatan kaum semiotika ini hanya memperhatikan
tanda-tanda yang disertai maksud (signal) yang digunakan dengan sadar oleh
mereka yang mengirimkannya (si pengirim) dan mereka yang menerimanya (si
penerima). Para ahli semiotika ini tidak berpegang pada makna primer (denotasi)
tanda yang disampaikan, melainkan berusaha untuk mendapatkan makna sekunder
(konotasi).
b) sintagmatic atau kajian tentang
hubungan antar tanda . tanda hampir tidak dapat berdiri sendiri. Dia selalu
menjadi bagian dari system yang lebih besar. Tanda seperti itu biasanya lebih
dikenal sebagai kode. Sebuah kode di organisir berdasarkan aturan , jadi tanda
yang berbeda dapat menghasilkan pemikiran yang berbeda pula dan tanda bisa saja
diletakkan hanya pada wilayah tertentu saja. Semiotika pada teori ini
menganggap bahwa tanda akan dapat dipahami apabila ada hubungannya dengan tanda
yang lain.
c) Paradigmatic pada teori ini tanda dan
pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. mengungkapkan bahwa sebuah
komunikasi terjadi apabila terjadi kontak antara adresser (asal) dan adressee
(tujuan).Makna yang disampaikan adresser harus berbentuk sebuah kode (code)
sehingga adresser harus melakukan encode terhadap makna tersebut agar menjadi
kode. Kemudian kode ini akan diterima adresse dengan melakukan decode. Proses
coding Konteks budaya menjadi satu acuan yang tidak bisa dilepaskan begitu saja
. Pria berkuda yang memberikan memiliki konotasi kejantanan, kegagahan belum
tentu sesuai dengan konteks budaya suatu kelompok masyarakat tertentu.
TRADISI FENOMENOLOGI
Apa
Itu Fenomenologi?
Inti tradisi fenomenologi adalah mengamati kehidupan dalam
keseharian dalam suasana yang alamiah. Tradisi fenomenologi dapat menjelaskan
tentang khalayak dalam berinteraksi dengan media. Demikian pula bagaimana
proses yang berlangsung dalam diri khalayak.. Kajian tentang proses resepti
(reception studies) yang berlangsung dalam diri khalayak menjadi
penting.Pendekatan etnografi komunikasi menjadi penting diterapkan dalam
tradisi ini.
Dasar Pemikiran Tradisi Fenomenologi
Ada tiga prisnsip dasar dari
fenomenologi menurut Stanley Deetz yang pertama adalah pengetahuan adalah
kesengajaan makasudnya pengetahuan bukanlah didapat dari pengalaman akan tetapi
didapat dari bagaimana menjadikan pengalaman tersebut menjadi sebuah pelajaran.
Yang kedua berisi potensi dari diri. Yang ketiga adalah bahasa adalah kendaraan
dari pikirian.
Varian dari Tradisi Fenomenologi
kajian fenomenologi terbagi menajdi tiga bagian yaitu : (1)
fenomenologi Klasik (2) Fenomenologi Persepsi dan (3) Hermenetik fenomnelogi.
a) Fenomonelogi Klasik dipelopori oleh
Edmund Husserl penemu Fenomenologi Modern Husserl percaya kebenaran hanya bisa
didapatkan melalui pengarahan pengalaman, tapi kita harus bagaimana pengalaman
kita bekerja. Dengan kata lain kesadaran akan pengalaman dari setiap individu
adalah jalur yang tepat untuk memahami realitas. Hanya melaui kesadaran dan
perhatian maka kebenaran dapat diketahui. Bagaimanapun kita harus
mengesampingkan penyimpangan kita. Kita harus mengesampingkan segala pemikiran
dan kebiasaan untuk melihat pengalaman lain untuk dapat mengetahui sebuah
kenyataan. Pada alur ini dunia hadir dengan sendirinya dalam alam sadar kita.
Dalam artian menurut husser kita dapat memaknai suatu pengalaman secara
objektif dengan tanpa membawa pemahaman kita sebelumnya terhadap pengalaman itu
dalam artian kita harus objektif.
b) Fenomenologi Persepsi berlawanan dengan
Husser yang membatasi fenomenologi pada objektivitas marleu ponty menjelaskan
manusia adalah kesatuan dari mental dan fisik yang mengartikan atau mempersepsikan
dunia. kita mengetahui berbagai hal hanya melalui hubungan kita ke berbagai hal
tersebut. Sebagaimana pada umumnya manusia, kita dipengaruhi oleh dunia akan
tetapi kita juga mempengaruhi dunia terhadap pengalaman tersebut. Berbagai hal
tidak bertahan dan berdiri sendiri terlepas dari bagaimana mereka dikenal.
melainkan orang-orang memberi arti kepada berbagai hal di dunia, dan pengalaman
fenomenologi adalah suatun hal yang subjective.
c) Fenomenologi Hermeneutik aliran ini
selalu dihubungkan dengan Martin Heidegger dengan landasan filosofis yang juga
biasa disebut dengan Hermeneutic of dasein yang berarti suatu “interpretasi
untuk menjadi”. Yang paling utama bagi Heidegger adalah pengalaman tak dapat
terjadi dengan memperhatikan dunia. Menurut Heidegger pengalaman sesuatu tak
dapat diketahui melalui analisa yang mendalam melainkan pengalaman seseorang
yang mana diciptakan dengan penggunaan bahasa dalam keseharian. Apa yang nyata
dan apa yang yang sekedar pengalaman melalui penggunaan bahasa.
TRADISI CYBERNETIC
Apa Itu Cybernetic?
Tradisi cybernetic berangkat dari teori
sistim yang memandang terdapatnya suatu hubungan yang saling menggantungkan
dalam unsur atau komponen yang ada dalam sistim. Hal lain yang penting adalah
sistim dipahami sebagai suatu sistim yang bersifat terbuka sehingga
perkembangan dan dinamika yang terjadi dilingkungan akan diproses didalam
internal sistim.
Dasar Pemikiran Tradisi Cybernetic
Teori informasi berada dalam kontek
ini. Demikian pula konsep feedback menjadi penting dalam hal ini.
Perkembangannya dapat pula disebut teori-teori yang dikembangkan dari teori
informasi.
Teori ini mengagumkan sangat padu dan
konsisten, dan mempunyai suatu dampak yang utama pada banyak bidang, yang
mencakup tentang komunikasi. pada sistem banyak berkaitan dengan komputer dan
mesin, pikiran manusia dan kehidupan sosial manusia dapat dipahami dengan
penggunaan system ini secara baik. Seperti hasilnya Tradisi Cybernetic tidak
hanya berimplikasi pada perkembangan teknolig informasi akan tetapi juga pada
ilmu sosial dan ilmu komunikasi.
Varian Tradisi Cybernetic
Kita mengenal ada tiga macam Teorin
dalam Tradisi Cybernetic yaitu Basic System Theory, General
System Theory dan second order Cybernetic.
a) Basic System Theory : ini adalah fromat
dasar , pendekatan ini melukiskan seperti sebuah struktur yang nyata dan bisa
di analisa dan diamati dari luar. Dengan kata lain kita dapat melihat bagian
dari system dan bagaimana mereka saling berhubungan. Kita dapat mengamati
secara obyektif mengukur antara bagian dari system dan kita dapat mendeteksi
input maupun output dari system. Lebih lanjut mengoperasikan atau memanipulasi
system dengan mengganti input dan tanpa keahlian karena semua diproses melalui
mesin. sebagai alat bantu bagi bagi para professional seperti system analyst,
konusltan manajemen, dan system designer telah membangun sebuah system analisa
dan mengembangkannya.
b) General System Theory teori ini
diformulasikan oleh Ludwig Von
Bertalanffy seorang biologis. Bertalanffy menggunakan GST sebagai sarana pendekatan multidisiplin kepada ilmu pengetahuan. System ini menggunakan prinsip untuk melihat bagaiaman sesuatu pada banyak bidang yang berbeda menjadi selaras antara satu dengan yang lain. Pembentukan sebuah kosa kata untuk mengkomunikasikan lintas disiplin ilmu.
Bertalanffy seorang biologis. Bertalanffy menggunakan GST sebagai sarana pendekatan multidisiplin kepada ilmu pengetahuan. System ini menggunakan prinsip untuk melihat bagaiaman sesuatu pada banyak bidang yang berbeda menjadi selaras antara satu dengan yang lain. Pembentukan sebuah kosa kata untuk mengkomunikasikan lintas disiplin ilmu.
c) Second Order Cybernetic dikembangkan
sebagai sebuah alternative
dari dua tradisi Cybernetic sebelumnya. Second order Cybernetic membuat pengamat tak dapat melihat bagaimana sebuah system bekerja di luar dengan sendirinya dikarenakan pengamat selalu ditautkann dengan system yang menjadi pengamatannya. Melalui perspektif ini kapanpun kita mengamati system ini maka kita akan saling mempengaruhi. Karena hal ini memperlihatkan bagaimana sebuah pengetahuan sebuah produk menjerat antara yang mengetahui dan yang diketahui.
dari dua tradisi Cybernetic sebelumnya. Second order Cybernetic membuat pengamat tak dapat melihat bagaimana sebuah system bekerja di luar dengan sendirinya dikarenakan pengamat selalu ditautkann dengan system yang menjadi pengamatannya. Melalui perspektif ini kapanpun kita mengamati system ini maka kita akan saling mempengaruhi. Karena hal ini memperlihatkan bagaimana sebuah pengetahuan sebuah produk menjerat antara yang mengetahui dan yang diketahui.
TRADISI PSIKOLOGI SOSIAL
Apa Itu Psikologi Sosial?
Berangkat dari Ilmu Psikologi terutama
aliran behavioral. Psikologi Sosial memberi perhatian akan pentingnya interaksi
yang mempengaruhi proses mental dalam diri individu. Aktivitas komunikasi
merupakan salah satu fenomena psikologi sosial seperti pengaruh media massa,
propaganda, atau komunikasi antar personal lain.
Dasar Pemikiran Tradisi Psikologi
Sosial
Pendekatan psikologi sosial memberi
perhatian terhadap aspek diri manusia. Proses komunikasi manusia merupakan
proses yang berlangsung dalam diri manusia. Selanjutnya dalam komunikasi antar
personal juga akan banyak dijelaskan dengan teori-teori dari tradisi psikologi
sosial. Misalkan manusia dalam membuat suatu pesan dilatari faktor-faktor
tertentu seperti motiv, kebutuhan, dan sebagainya. Demikian pula terlibatnya
faktor prasangka, streotip, skema pemikiran, dan sebagainya yang mempengaruhi
dalam komunikasi antar personal. Beberapa konsep penting disini dapat
disebutkan seperti judgement, prejudice, anxienty, dan sebagainya.
Varian Tradisi Psikologi Sosial
Tradisi Psikologi sosial dapat
dibedakan menjadi tiga cabang yaitu : (1) Behavioral (2) Koginitif (3)
Bilogikal
a) Behavioral pada cabang ini kita dapat
melihat bagaimana orang
bertindak dalam sebuah stuasi komunikasi. Tipikal dari teori ini adalah kepada hubungan apa yang kita katakana dan apa yang kita lakukan.
bertindak dalam sebuah stuasi komunikasi. Tipikal dari teori ini adalah kepada hubungan apa yang kita katakana dan apa yang kita lakukan.
b) Koginitif cabang ini cukp banyak
digunakan saat ini berpusat pada pola pemikiran cabang ini berkonsentrasi pada
bagaimana individu memperoleh, menyimpan dan memproses informasi dengan cara
yang arah tingkah laku yang keluar . dengan kata lain apa yang kamu lakukan
dalam berkomunikasi tidak hanya tergantung pada stimulus response tapi juga
proses mental untuk memaknai suatu informasi.
c) Kemudian biological cabang ini berupaya
mempelajari manusia dari sisi Biologikalnya
TRADISI SOSIAL BUDAYA
Apa Itu Tradisi Sosial Budaya?
Tradisi sosial budaya berangkat dari
kajian antropologi. Bahwa komunikasi berlangsung dalam kontek budaya tertentu
karenanya komunikasi dipengaruhi dan mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat.
Konsep kebudayaan yang dirumuskan Clifford Geertz tentu saja menjadi penting.
Media massa, atau individu ketika melakukan aktivitas komunikasi ikut
ditentukan faktor-faktor situasional tertentu.
Dasar Pemikiran Tradisi Sosial Budaya
Pendekatan interaksi simbolik,
konstruktivisme merupakan hal yang penting disini. Interaksi simbolik
menekankan pada bagaimana manusia aktif melakukan terhadap realitas yang
dihadapi. Hal ini dapat membantu menjelaskan dalam proses komunikasi antar
personal. Sedangkan konstruktivisme menekankan pada proses pembentukan realitas
secara simbolik. Maka komunikasi baik bermedia maupun antar pribadi
sesungguhnya dapat dilihat sebagai proses pembentukan realitas.
Varian Tradisi Sosial Budaya
Seperti halnya semua tradisi tradisi
sosial budaya memiliki 3 varian yaitu Interaksi symbolic, kontruksionis, dan
sosial lingustik.
a) Interaksi symbolic merupakan hal yang
sangat berpengaruh dalam ilmu sosiologi oleh George Herbert Mead dan ZHerbert
Blumer yang menekankan pentingnya pengamatan dalam studi komunikasi sebagai
cara untuk dari menyelidiki hubungan sosial. gagasan dasar dari teori ini
diadopsi dan ditekuni oleh banyak ilmuwan social dan saat ini disatukan dalam
bidang studi kelompok, emosi, diri, politik, dan struktur sosial
b) Konstruksi Sosial pada cabang ini
menginvestigasi bagaimana pengetahuan manusia dikosntruksi melalui interaksi
sosial. Identitas dari sesuatu dihasilkan dari bagaimana kita membicarakan
suatu objek , bahasa yang digunakan untuk menampung konsep kita dengan cara di
mana group sosial berorientasi pada pengalaman mereka.
c) Sosial Linguistik Ludwig Wittgenstein
seorang filosof Jerman memulai perkerjaan ini dengan mengusulkan bahwa arti dari
bahasa tergantung pada penggunaannya. bahasa, yang digunakan dalam hidup sehari
hari., bahasa adalah suatu permainan sebab orang-orang mengikuti aturan untuk
berbuat berbagai hal dengan bahasa.
TRADISI KRITIS
Apa Itu Tradisi Kritis?
Tradisi ini tampak kental dengan
pembelaan terhadap kalangan yang lemah. Komunikasi diharapkan berperan dalam
proses transformasi masyarakat yang lemah.
Dasar Pemikiran Tradisi Kritis
Tradisi ini berangkat dari asumi
teori-teori kritis yang memperhatikan terdapatnya kesenjangan di dalam
masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari sudut kritis.Bahwa komunikasi disatu
sisi telah ditandai dengan proses dominasi oleh kelompok yang kuat atas
kelompok masyarakat yang lemah. Pada sisi lain, aktifitas komunikasi mestinya
menjadi proses artikulasi bagi kepentingan kelompok masyarakat yang lemah.
Bahwa paradigma ini disatu sisi tergolong positivistik karena bersifat empiris
mengenai realitas yang tersusun atas kelompok berkuasa dan kelompok yang
dikuasai. Pada sisi lain, paradigma kritis tidak bersifat objektif sebagaimana
prasyarat dalam paradigma positivistik. Paradigma kritis sedari awal melakukan
keberpihakan terhadap kalangan yang dikuasai. Ini yang disebut ilmuwan tidak
hanya menjadi pengamat tetapi juga terlibat dalam melakukan emansipasi terhadap
kalangan yang lemah itu.
Varian Tradisi Kritis
Tradisi Kritis diawali oleh friedich
engels dan karl marx . marxisme merupakan peletak dasar dari tradisi kritis ini
. Marx mengajarkan bahwa ekonomi merupakan dasar dari segala struktur sosial.
Dan menganggap kapitalis merupakan penindasan terhadap buruh dan kelas pekerja.
Maka dari itu theory marx disebut sebagai kritik dari politik dan ekonomi.
a) Kritik Politik ekonomi pandangan ini
merupakan revisi terhadap Marxisme yang dinilai terlalu menyederhanakan
realitas kedalam dua kubu yaitu kalangan penguasa dan kalangan tertindas
berdasarkan kepentingan ekonomi. Sebaliknya, mereka yang mencoba tetap
menggunakan asumsi Marxist namun memandang bahwa dalam realitas sosial yang
komplek sesungguhnya terjadi pertarungan ideologi.
b) Aliran Frankfurt mengarah kepada
filosof jerman, sosiologis, dan pakar ekonomi. Frankfurt school merupakan yang
mulai memeprkenalkan tradisi kritis dalam ilmu sosial. Aliran ini
memperkenalkan bahwa aliran kritis . dalam rangka mempromosikan suatu filosofi
sosial teori kritis mampu menawarkan suatu interkoneksi dan pengujian yang
menyeluruh perubahan bentuk dari masyarakat, kultur ekonomi, dan kesadaran.
c) Posmodernisme merupakan masa setelah
modernisme. Ditandai dengan sifat relativitas, tidak ada standarisasi nilai,
menolak pengetahuan yang sudah jadi dan dianggap sebagai sesuatu yang sakral
(grand narative). Menghargai hal-hal yang lokal, keunikan, dan semacamnya.
d) Cultural studies suatu ideologi yang
mendominasi suatu kultur tetapi memusatkan pada perubahan sosial dari tempat
yang menguntungkan dari kultur itu sendiri.
e) Post strukturalis yakni pandangan yang
memandang realitas merupakan
sesuatu yang komplek dan selalu dalam proses sedang menjadi. Realitas tidak sebagaimana pandangan kalangan strukturalis yang melihat sudah bersifat teratur, tertata, dan terstruktur. Realitas merupakan suatu proses pembentukan yang berlangsung terus menerus dengan melibatkan banyak kalangan dengan identitas masing-masing. Yang menonjol adalah terdapatnya proses artikulasi dari masing-masing kalangan.
sesuatu yang komplek dan selalu dalam proses sedang menjadi. Realitas tidak sebagaimana pandangan kalangan strukturalis yang melihat sudah bersifat teratur, tertata, dan terstruktur. Realitas merupakan suatu proses pembentukan yang berlangsung terus menerus dengan melibatkan banyak kalangan dengan identitas masing-masing. Yang menonjol adalah terdapatnya proses artikulasi dari masing-masing kalangan.
f) Post Colonial mengacu pada semua kultur
yang dipengaruhi oleh proses imperial dari masa penjajahan sampai saat ini.
Tradisi Retorika
Apa Itu Tradisi Retorika?
Tradisi retorika memberi perhatian pada
aspek proses pembuatan pesan atau simbol. Prinsip utama disini adalah bagaimana
menggunakan simbol yang tepat dalam menyampaikan maksud.
Dasar Pemikiran Retorika
Tradisi retorika berpusat pada lima
pengaturan atau lebih dikenal dengan five canon of rhetoric yang mencakup
Penemuan, pengaturan gaya, penyerahan dan memori. Penemuan yang dimaksud di
sini adalah mengacu pada konsepsi pada konsepsiluasisasi sebuah proses melalui
pemaknaan pada data melalui interprestasi, pada sebuah pengakuan dari sebuah fakta
yang tidak dapat dengan mudah kita hadirkan tapi kita menginterpretasikan
sesuai khalayak yang kita hadapi dalam artian kita menyesuaikan apa yang kita
bicarakan sesuai dengan khalayak yang kita hadapi.
Pengaturan adalah sebuah proses untuk
mengatur symbol-symbol mengatur penyampaian dalam hubungannya dengan orang,
dengan melibatkan konteks dan symbol. Gaya sangat diutamakan dalam teori ini.
Penyerahan Tradisi menjadikan symbol
sebagai sarana untuk mempengaruhi mencakup pemilihan bahasa nonverbal dalam berbicara,
menulis, atau menyampaikan suatu pesan. Pengingatan tidak lagi pada pengingatan
yang sederhana dalam berbicara tetapi pengingatan keseluruhan merupakan cara
jitu dalam mempengaruhi dan memproses suatau informasi.
Varian Tradisi
Semiotika
Retorika diartikan berbeda pada setiap zaman kita mengenal
ada tujuh masa perkembangan dari retorika yaitu, klasik, abad pertengahan, masa
renaissance, penerangan , kontemporer dan post modern.
a) Era Klasik didominasi oleh aliran seni
dalam berbicara kaum sophist sebagai pelopor aliran ini berkeliling
mengajarkan retorika tentang bagaimana berargumen dan memenangkan sebuah kasus
pada masa awal di mana retorika baru diperkenalkan. Plato sangat tidak menyukai
aliran sophist ini dan menjuluki kaum sophis ini karena mereka berorientasi
bagaimana menang dalam berdebat karena menurut plato yang nota bene beraliran
filosof bahwa retorika digunakan untuk alat berdialog untuk mencapai kebenaran
yang absolut.
b) Abad Pertengahan study tentang retorika
berfokus pada pengaturan gaya . namun retorika pada abad pertengahan dicela
sebab dianggap sebagai ilmu kaum penyembah berhala dan tidak perlu dipelajari
sebab agama Kristen dapat memperlihatkan kebenarannya dengan sendiri. Pada abad
ini bisa dikata sebagai the end of retorika. Sebelum agustine seorang guru
retorika mengatakan dalam buku doktrin Kristen bahwa retorika dibutuhkan bagi
seorang pendeta untuk dapat menerangkan retorika dan menyenangkan umatnya.
c) Renaissance masa ini dianggap sebagai
kelahiran kembali retorika sebagai suatu seni. Para sarjana humanis member
perhatian dan concern pada semua aspek untuk kemanusiaan, penelitian kembali
text-text retorika klasik dalam rangka memahami manusia.
d) Abad Pencerahan selama masa ini para
pemikir seperti Rene Descartes dalam rangka menentukan apa yang bisa disebut
sebagai suatu yang absolute dan objective pada pikiran manusia. Francis Bacon
mengatakan retorika menggerakkan imajinasi pada pergerakan yang lebih baik.
Logika atau pengetahuan merupakan bagian dari bahasa , dan retorika menjadi
sarana untuk mengetahui suatu atau menyampaikan suatu kebenaran. Hal ini
menjadikan retorika kembali menjadi citra yang baik seperti saat ini.
e) Pada masa Retorika kontemporer diringi
dengan tumbuhnya minat retorika seperti jumlah dan macam symbol meningkat.
Apalagi dengan kehadiran media massa maka penyampaian pesan disampaiakn secara
visual dan verbal.
f) Retorika Postmodern tidak lagi berpaku
pada gaya retorika yang dikembangkan oleh barat dia menyesuaikan retorika
sesuai dengan budaya tempat di mana pesan disampaikan. Aliran ini
merupakan alternative yang dimulai dari asumsi yang berbeda, nilai nilai acuan
yang berbeda, untuk menghasilkan suatu retorika yang berbeda pula.
No comments:
Post a Comment